Pangkalpinang – Tim relawan tanggap bencana Emergency Response Group (ERG) PT. Timah Tbk dikerahkan untuk membantu penanganan pasca bencana banjir dan tanah longsor di Bengkulu. Bantuan itu merupakan bentuk empati dan komitmen perusahaan milik negara (BUMN) yang bergerak di Industri Pertambangan Timah setiap kali terjadi bencana.
“Kita ingin agar beban masyarakat korban banjir dan tanah longsor ini dapat terkurangi, terlebih pada saat ini dalam keadaan berpuasa,†ujar Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Amin Haris melalui keterangan tertulis yang diterima Reportase Bangka, Sabtu (11/5/2019).
Amin mengatakan, prioritas bantuan yang diberikan adalah masyarakat yang wilayahnya terparah terpapar bencana. Dari tim di lapangan, wilayah yang telah mendapat sentuhan medis tim ERG dan logistik PT Timah yakni di Bengkulu Kota dan Bengkulu Utara. Tim diberangkatkan hari Rabu (8/5) kemaren, terdiri dari tenaga medis, paramedis, rescue dan logistik.
“Dalam berbagai pengalaman penanganan bencana, tim ERG kita selalu mengedepankan wilayah-wilayah yang terparah terpapar bencana, serta masyarakatnya memang benar-benar membutuhkan pertolongan, baik medis maupun logistik,†katanya.
Memasuki hari kedua, sejumlah upaya dilakukan tim ERG PT Timah seperti pelayanan medis beru pemeriksaaan kesehatan dan pemberian terapi obat-obatan serta distribusi logistik.
Dalam melaksanakan misi kemanusiaannya, tim ERG PT Timah juga berkoordinasi dengan Posko Kementerian BUMN. Ikut bergabung pula sejumlah perusahaan pelat merah dan swasta lain yang ikut terpanggil memberikan darma baktinya membantu mereka yang tertimpa musibah.
Dalam musibah banjir disusul longsor yang terjadi pada 27 April lalu, sedikitnya 24 orang warga dinyatakan meninggal dunia, 4 hilang, 12 ribu warga menjadi pengungsi, 13 ribu terdampak, serta fasilitas publik di 9 kabupaten / kota di Provinsi Bengkulu rusak parah.
Diketahui, Tim ERG PT Timah terbentuk sebagai puncak dari kegelisahan sejumlah karyawan yang peduli terhadap penyelamatan dan penyaluran bantuan kepada korban-korban bencana yang melanda tanah air.
Meski secara administratif dan struktural tim ini baru dibentuk pada tahun 2010, namun kiprahnya dalam penanganan bencana-bencana di tanah air sudah terbilang lama.
Sejumlah wilayah bencana di tanah air telah dimasuki tim yang beranggotakan lintas satuan kerja di lingkungan PT Timah ini seperti gempa Bengkulu tahun 2000, tsunami di Aceh (2004), gempa Bantul-Yogya (2006), tsunami Pangandaran (2006), gempa Bengkulu (2007), puting beliung Pangkalpinang (2008) dan gempa Cianjur tahun 2008.
Tim ini juga terlibat dalam membantu pencarian korban laka tambang di Belitung tahun 2014, evakuasi dan bantuan medis logistik saat banjir besar melanda kota Pangkalpinang (2016), banjir Mentok (2017), banjir di Belitung dan Belitung Timur (2017), gempa Lombok (2018), gempa dan likuifaksi Palu (2018) serta terakhir saat tsunami Banten dan Lampung Selatan penghujung tahun lalu. (red/red)