Bangka – Perkembangan harga di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada bulan Februari 2018 masih terkendali. Tercatat Kepulauan Bangka Belitung mengalami deflasi 0,64% (mtm), setelah pada Januari 2018 mengalami inflasi 0,97% (mtm).
“Perkembangan inflasi pada 2 bulan pertama tahun 2018 masih terkendali sesuai dengan pola historisnya dan masih dalam rentang sasaran inflasi 2018 sebesar 3,5%+1% (yoy). Upaya berbagai pihak dalam menjaga kecukupan stok dan kelancaran pasokan telah berhasil mendukung stabilisasi harga bahan pokok,†ujar Kepala Tim Kantor Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Edhi Rahmanto Hidayat.
Pada bulan Februari 2018, berdasarkan kelompok pembentuk inflasi (disagregasi), dua kelompok mengalami deflasi yaitu kelompok yang harganya bergejolak (volatile food) yang deflasi 1,98% (mtm) dan kelompok komoditas yang harganya ditentukan pemerintah (administered price) yang mengalami deflasi 1,13% (mtm). Sementara kelompok inti mengalami inflasi 0,12%(mtm).
Berdasarkan pengeluaran, dua kelompok mengalami deflasi yang cukup besar yaitu kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dan kelompok bahan makanan. Berlanjutnya deflasi pada tarif angkutan udara dikarenakan masuknya periode low season permintaan tiket pesawat memberikan andil pada deflasi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang di Februari 2018 mengalami deflasi 1,80% (mtm).
Sementara itu, terjadinya deflasi pada beberapa bahan makanan seperti daging ayam ras, beberapa komoditas ikan-ikanan (kerisi, hapau dan dencis) dan sayuran (kangkung, bayam, sawi hijau, wortel dan kentang) menyebabkan kelompok ini mengalami deflasi 1,66% (mtm) pada Februari 2018. Sementara itu, lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi yang relatif rendah pada Februari 2018.
Secara tahunan inflasi Februari 2018 di Bangka Belitung tercatat sebesar 2,56% (yoy), jauh lebih rendah dari inflasi Februari 2017 sebesar 6,42% (yoy), walaupun sedikit meningkat dari inflasi Januari 2018 sebesar 2,37% (yoy). Inflasi tahunan di Bangka Belitung pada Februari 2018 juga berada dibawah angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,18% (yoy).
Menurutnya, terjaganya inflasi di awal tahun 2018 kiranya perlu dilanjutkan antara lain melalui upaya pemecahan permasalahan struktural penyebab inflasi di Bangka Belitung.
“Para pemangku kepentingan harus bahu membahu mengawal stabilitas inflasi di tahun 2018 agar dapat sesuai target yang telah ditetapkan pemerintah. Koordinasi yang baik dan upaya pengendalian inflasi perlu diperkuat agar permasalahan struktural inflasi di Bangka Belitung dapat diselesaikan. Sinkronisasi program dari berbagai lembaga terkait dengan upaya pengendalian inflasi harus dilakukan untuk menjaga momentum pengendalian inflasi yang sudah cukup baik di awal tahun,†ujar Edhi.
Ke depan, inflasi diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5%±1% (yoy). Koordinasi Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia dalam kerangka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat, terutama sebagai antisipasi risiko meningkatnya inflasi volatile food. (*)