Muntok – Ngaku diusir dua hari berturut-turut oleh seorang guru kelasnya, Anton murid SD Negeri 6 Muntok, Kabupaten Bangka Barat trauma dan tidak mau bersekolah lagi. Orang tua pun menyesalkan tindakan itu.
Akibat tindakan guru yang menolak untuk mengajar Anton dan meminta agar Anton dikeluarkan dari sekolah telah menyebabkan trauma sehingga sudah 10 hari anton tidak sekolah lagi sejak Kamis (30/9) lalu.
“Anak saya trauma, sudah 10 hari ini dia tidak sekolah, karena guru mengeluarkannya dan tidak mau lagi mendidik Anton,” pungkas ibunya.
Nurbani orang tua Anton mengungkapkan, bahwa yang menyebabkan gurunya mengusir Anton dari kelas selain anaknya nakal, karena adanya salah paham dari kata-kata yang dilontarkan Nurbani saat memarahi Anton pada saat menjemputnya sekolah.
“Ini karena salah paham, saya memarahi Anton karena kesal dengan kenakalannya, tapi ibu Lydia menyangka saya menjelek-jelekkan sekolah itu,” ungkap Nurbani yang kerap disapa Tante Susi ini.
Nurbani pun mengatakan, telah berusaha untuk mengklarifikasi dugaan itu agar tidak salah paham namun guru tersebut tetap ingin anaknya keluar dan tidak mau mendidiknya lagi.
“Kami sempat dipertemukan dengan kepala sekolah saya sudah katakan ini salah paham, tapi ibu itu mengatakan tidak mau lagi mendidik anak saya, katanya anak saya sudah super nakal, saya disuruh cari sekolah lain,” katanya.
Ia menambahkan, Guru Lydia ini juga mengungkit mengenai masalah uang yang dimintainya untuk Anton beli baju karnaval sebesar Rp 200 ribu.
“Pada saat itu juga, ibu itu ungkit masalah baju karnaval, padahal saya sudah katakan saya tidak punya uang untuk bayar uang baju karnaval itu, jadi saya minta Anton tidak ikut, namun dia nyuruh nyicil tetap saja saya bilang saya tidak bisa, saya ini cuman pembantu melihat mata uang itu sebulan sekali saja sudah syukur, sementara untuk di cicil jumlahnya mencapai 300 ribuan,” jelasnya. (Al8).