Sungailiat – Pemkab Bangka melalui Dinas Kesehatan sedang melaksanakan Percepatan Eliminasi Tuberkulosis (TBC) Tahun 2030 di Kabupaten Bangka, melalui program mobile screening TBC yang dilaksanakan di wilayah kerja 12 Puskesmas Dinkes di Kabupaten Bangka.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, dr Then Suyanti, cara kerja dari kegiatan mobile screening TB adalah untuk mencari suspek TBC. Bilamana ditemukan ada orang yang mengalami gejala-gejala yang menjurus ke TBC maka akan dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan dahak ke Puskesmas untuk kemudian dilakukan melalui uji lab guna mengetahui apabila pasien positif TBC maka akan menjalani pengobatan secara standar.
“Jadi seperti ini, mobile screening TBC ini merupakan kegiatan untuk mencari suspek TBC sehingga bilamana ada orang yang mempunyai gejala yaang dicurigai menderita TBC kita anjurkan untuk melakukan pemeriksaan dahak ke Puskesmas kemudian bilamana positif TBC ya kita obati, untuk pengobatan secara standarnya itu selama enam bulan,â€ungkap Then Suyanti ketika ditemui diruangannya, Kamis (17/05/18).
Lebih lanjut Then menjelaskan, bahwa pencarian suspek TBC ini adalah program pemerintah pusat, yang mana untuk percepatan eliminasi penyakit TBC, Dinas Kesehatan di daerah harus mengobati pasien TBC dengan menemukan pasien atau suspek TBC sebanyak-banyaknya agar penyakit TBC di masyarakat terkontrol dan tidak menyebar luas tanpa tertangani.
“Program ini berdasarkan Program Pusat ya, kita dalam hal ini untuk mengobati penderita TBC tersebut tentunya sebelumnya kita mendapatkan kasus terlebih dahulu ya pastinya. Untuk temuan kasus TB di Kabupaten Bangka yang tercatat tahun 2017 sebanyak 406 kasus, hal tersebut meningkat dibandingkan pada tahun sebelumnya yakni pada tahun 2016 hanya 239 kasus penderita TBC. Target kita tahun 2018 ini akan temukan 1000 kasus baru penderita TBC nanti totalnya akan kita lihat hingga Desember tahun ini,â€ungkap Then Suyanti.
Lebih lanjut Then Suyanti mengatakan terkait hal penemuan penderita TBC tersebut selain mobile screening juga dilakukan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) dengan cara kerja melakukan kunjungan langsung kerumah-rumah melalui Puskesmas di wilayahnya masing-masing dengan didampingi oleh sampling pendamping dari Dinkes Kabupaten Bangka.
“Jadi selain dengan mobile screening juga melalui PISPK, yang mana PISPK ini lebih menekankan kepada pendekatan keluarga yang langsung turun kerumah-rumah warga melalui tim dari Puskermas yang tergantung wilayahnya dan didampingi oleh sampling pendamping dari Dinkes, tentunya melalui kunjungan rumah tersebut kita harapkan dapat menemukan kasus-kasus TBC,â€tambah Then Suyanti.
Untuk itu Then Suyanti menyebutkan gejala-gejela TBC yakni, batuk yang tak kunjung sembuh selama lebih dari dua minggu, penurunan berat badan dalam waktu singkat, dan berkeringat diwaktu malam hari tanpa melakuka aktifitas fisik.
“Untuk gejala TBC itu antara lain seperti batuk yang tak kunjung sembuh selama lebih dari dua minggu ya, juga terjadi penurunan berat badan, dan gejala yang merujuk ke TBC berikutnya adalah pasien batuk akan berkeringat pada malam hari walau tidak melakukan aktifitas. Kalau hal tersebut dialami maka pasien harus waspada dan sesegera mungkin melakukan pemeriksaan ke Puskesmas terdekat mereka,†pungkas Then Suyanti.