PANGKALPINANG – Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Suganda Pandapotan Pasaribu mengungkapkan, bahwa Program Kerja Gule Kabung (Gubernur Langsung Eksekusi Kerja Bersama Membangun Bangka Belitung) merupakan program kerja kolaboratif yang terbuka bagi semua pihak.
Hal ini disampaikannya saat menjadi narasumber dalam bincang santai bersama LPP RRI Sungailiat, yang dipandu oleh Host RRI, Ay Surya yang berlangsung di rumah Dinas Gubernur Kep. Babel, pada Rabu (26/7/2023).
“Gule Kabung ini pada dasarnya adalah program kolaboratif, konsep ini tentu sangat penting bagi kepala daerah, tak hanya menunggu laporan dari bawah, tapi langsung mendengar dari masyarakat. Program Gule Kabung, berawal dari hari pertama saya setelah dilantik menjadi Pj. Gubernur, saya diwawancara oleh wartawan di Jakarta terkait program kerja. Ada lima program kerja saya di antaranya menurunkan angka stunting, kedua bagaimana keluar dari kemiskinan ekstrim, ketiga mengendalikan inflasi, keempat menjalankan program prioritas yang ada dan menjaga kondusifitas Pemilu, dan kelima mewujudkan good dan clean governance,” ungkapnya.
“Saya ke daerah, saya lihat konsep, menceritakan program yang akan saya lakukan, kemudian harus dengan nama yang familiar. Ketika dengar gule kabung, akronim yang saya ciptakan Gubernur Langsung Ekseskusi Kerja Bersama Membangun Bangka Belitung, ketika itu juga saya lihat Gule Kabung menarik,” jelasnya.
Secara filosofis, dirinya juga menjelaskan bahwa pohon gule kabung ini bisa tumbuh dimana saja dan tidak merusak lingkungan. Kemudian Program Gule Kabung ini pun diinformasikannya ke grup Whatsapp Pemprov, dilengkapi mengenai pengertiannya, banyak yang memberi masukkan, dan kemudian berkembang seperti sekarang.
“Program Gule Kabung tak hanya di lapangan, bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, ketika informasi saya terima, bisa langsung saya ekseskusi. Contohnya waktu itu ada anak putus sekolah karena harus bekerja membantu orang tua, saya langsung menghubungi jaringan yang saya miliki, anak ini bisa dibantu atau tidak dan langsung direspon, sehingga anak itu bisa lanjut sekolah. Solusi ini bisa dilakukan dengan cara bekerja sama dengan siapapun, tak butuh biaya, siapapun yang tergerak hatinya bisa membantu langsung,” tuturnya.
Selain itu, menekan angka stunting secara jelas merupakan pekerjaan BKKBN, DP3ACSKB di provinsi, kabupaten maupun kota, yang memiliki suatu keterkaitan. Dimana BKKBN, pemprov dan pemkab/pemkot tak bisa bergerak sendiri.
“Melalui Program Gule Kabung kami lakukan bersama-sama, program dari pusat apa, di provinsi apa, di kabupaten apa dan kemudian disatukan. Selain itu juga terkait masalah kesehatan, kami juga menjelaskan kepada masyarakat mengenai zat-zat yang tidak baik untuk kesehatan,” terangnya lagi.
Ketika turun ke masyarakat, Pj. Gubernur Suganda juga mengatakan ada keluhan terkait adanya masyarakat yang terkendala dalam mengurus perizinan. Namun hal ini bisa diatasi segera ketika pelaksanaan Program Gule Kabung di lapangan. Jika ada pertanyaan dari masyarakat, ini bisa dijawab langsung oleh kepala daerah yang ikut hadir di Program Gule Kabung atau dinas terkait, sehingga ini juga menghindari beredarnya berita hoax yang ada di masyarakat.
Di samping itu, dijelaskan Pj. Gubernur Suganda bahwa dalam program Gule Kabung juga ada konsep pemberdayaan. Salah satunya Dinas Koperasi dan UKM kita hadirkan dengan memberikan pelatihan bagi pelaku UMKM, mengenai bagaimana mengemas produk agar lebih menarik minat pembeli.
“Ke depan rencananya saya akan menghadirkan chef/juru masak, agar ibu-ibu yang anaknya stunting akan diajarkan menghadirkan menu menarik bergizi untuk anak stunting. Bagi para petani selain diberikan bibit juga diberikan pelatihan dan pendidikan, sehingga petani berdaya ke depannya. Dengan begitu bisa menggeser fokus masyarakat yang tadinya ke tambang, akan beralih menjadi pertanian, pariwisata dan lain sebagainya. Konsepnya tak hanya memberi bantuan, tapi juga mengajak masyarakat untuk mandiri,” tegasnya.
Sementara itu, ada juga hal-hal yang menjadi fokus reformasi birokrasi, dsri sisi hulu secara internal dan dari sisi hilir secara tematik. Dijelaskannya bahwa tak hanya ada hilirisasi di bidang industri saja, namun untuk birokrasi juga ada. Mengatasi stunting, dan lain-lain ini hilirisasi tematik yang menjadi target kerja. Baik itu pihak TNI/Polri, Kejaksaan, targetnya mengentaskan reformasi birokrasi tematik yang ada di Kep. Babel.
“Jadi saya menghadirkan praktek baik dalam pemerintahan. Dalam satu taun akan sulit bagi kepala daerah mewujudkan programnya. Lima tahun pun belum tentu terlihat, apalagi satu tahun. Ketika ini dilakukan, saya menghadirkan secara teori dan praktek, diuji seperti apa, ketika dihadirkan hipotesis yang baik akan menghasilkan tesis. Saya bertanggung jawab untuk kaderisasi ke depan, untuk itu saya memberi contoh bagaiman program gubernur yang tepat ke depan,” pungkas Pj. Gubernur Suganda.