Jakarta – PT Timah Tbk salah satu BUMN terkemuka di Indonesia yang juga menjadi kebanggaan masyarakat Bangka Belitung pada tahun 2018 mencatat peningkatan pendapatan sebesar 19,88 % jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau sebesar Rp 11.050 miliar.
Peningkatan pendapatan itu dari sektor logam timah berada di urutan pertama 91,88%, disusul posisi berikutnya produk hilir (tinchemical) 3,87% dan rumah sakit 2,19%. Bisnis lainnya di luar industri timah masih menarik untuk dikembangkan, misalnya nikel yang mulai memberikan kontribusinya, sehingga sumber pendapatan akan lebih terdiversifikasi di tahun-tahun mendatang.
Sekretaris Perusahaan PT TIMAH Amin Haris juga menjelaskan, sampai dengan akhir tahun 2018 tercatat kenaikan beban Pokok Pendapatan sebesar 21,85% menjadi Rp9.372 miliar. Namun demikian, penurunan harga bahan bakar jelang akhir tahun merupakan angin segar yang akan berdampak positif terhadap profitabilitas Perseroan.
Dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2017, nilai aktiva Perseroan naik 27,30% menjadi Rp15,12 triliun, nilai kewajiban Perseroan naik 47,83% menjadi Rp8,60 triliun, dan nilai ekuitas Perseroan naik 7,60% menjadi Rp6,52 triliun.
Dukungan berbagai regulasi yang dikeluarkan pemerintah sangat meningkatkan kinerja operasional dan finasial PT TIMAH (TINS). (rio/rio)