Muntok – Petani kerang Dusun Sukal dan Tanjung Punai Desa Belo Laut, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat curhat tambak kerang milik mereka gagal panen. Curhatan itu disampaikan langsung ke Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka Barat, H. Syaiful Fakah saat berkunjung ke daerah mereka, Sabtu (1/7/2023) lalu.
Sudah beberapa tahun terakhir, petani kerang dari dua dusun tersebut menghadapi penurunan produksi kerang, tahun ini merupakan terparah. Penyebabnya yakni cuaca ditambah dengan kondisi air laut yang semakin tercemar akibat berbagai faktor.
Dalam pertemuan tersebut, Bolok salah satu warga sekaligus petani kerang Dusun Sukal menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap dampak pencemaran air laut yang diduga menyebabkan mereka gagal panen.
“Tahun ini paling parah, kita ngisi benih kerang dua ton, panen cuma 120 kg saja. Harusnya dari benih dua ton tu masih bisa dapat tiga sampai empat ton kerang. Kami minta pemerintah dengan dinas terkait untuk secepatnya melakukan cek terhadap sampel air dan sampel kerang di daerah kami agar tau penyebab kami gagal panen tahun ini,” kata Bolok mengawali curhatnya.
Bolok juga menyampaikan, gagal panen petani kerang Dusun Sukal dan Tanjung Punai kali ini sangat berdampak bagi perekonomian mereka. Menurutnya, tahun ini merupakan tahun terparah.
“Saya sudah 11 tahun nambak kerang, belom pernah sampai seperti ini, akibat gagal panen ni perekonomian kami turun, biasanya setiap panen selalu melibatkan warga untuk ngambil upah mungut kerang dua ribu rupiah per kilo. Kalo sekarang malah rugi,” tegasnya.
Tak jauh berbeda, Karian salah satu petani kerang Dusun Sukal juga merasa kecewa, pasalnya kondisi air laut di wilayah mereka semakin hari semakin tercemar. “Tahun ini saya sudah nebar benih kerang sebanyak empat kali, pertama sebanyak empat ton, kedua dua setengah ton, ketiga dua ton, terakhir satu ton tujuh ratus, kalo ditotal 10,2 ton, dakde kepulang modal,” ujar Karian dengan nada kecewa.
Dia menyampaikan rasa terimakasih kepada pemerintah daerah atas bantuan rutin benih kerang hampir disetiap tahunya kepada petani kerang dusun mereka. Akan tetapi Karisan menyayangkan, bantuan tersebut tidak diiringi dengan sikap responsif dan pengawasan dari pemerintah serta dinas terkait dalam menjaga kelestarian lingkungan guna mendapatkan hasil panen yang maksimal.
“Kami sangat berterima kasih dengan pemerintah atas bantuan benih yang hampir setiap tahun. Tapi kami juga bingung cemane biar bisa panen maksimal, sebab air laut kami sekarang lah rusak, ditambah mulai sering hujan, air sungai jadi besar dan otomatis limbah limbah juga ikut masuk ke tambak kami, kami sangat berharap pemerintah secara berkala mengambil sampel air laut ditempat kami, jangan hanya saat cuaca bagus, tpi juga sebaliknya,” harap Karian.
Merespon atas keluhan warga tersebut, H. Syaiful Fakah melakukan pertemuan dengan para petani kerang dan tokoh masyarakat setempat guna mendengarkan aspirasi dan keluhan secara langsung. Syaiful Fakah menunjukkan keseriusannya, ia berusaha melakukan pendekatan langsung dengan warga untuk memahami permasalahan mereka dan mencari solusi bersama.
“Kita harus bekerja sama untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari dan mengatasi permasalahan pencemaran air pantai yang sedang dihadapi oleh warga Dusun Sukal dan Tanjung Punai. Insya Allah saya akan berusaha semaksimal mungkin agar keluhan warga kita di wilayah ini didengar oleh pemerintah daerah dan melalui dinas terkait dapat merespon masalah ini serta bisa memberikan solusi yang tepat,” tegas Bang Ipung.
Sebagai Ketua Komisi lll DPRD Kabupaten Bangka Barat, H. Syaiful Fakah atau yang lebih akrab disapa Bang Ipung berkomitmen untuk memanggil dinas terkait guna mendorong penerapan peraturan yang lebih ketat bagi industri dan pihak-pihak yang diduga terlibat dalam aktivitas yang dapat merusak lingkungan tersebut.
Pada akhir kunjungan, Bang Ipung berjanji untuk terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait, khususnya Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dan Dinas Terkait , guna mencari solusi dan langkah-langkah konkrit dalam mengatasi masalah ini.
“Banyak di antara mereka yang menggantungkan hidup sebagai petani kerang, dan penurunan produksi kerang berdampak pada pendapatan dan keberlanjutan mata pencaharian mereka. Saya akan upayakan untuk berkoordinasi dengan pihak terkait, wabil khusus pemerintah daerah serta dinas terkait, guna mencari solusi dan langkah konkrit untuk masalah ini,” tutupnya. (*)