REPORTASE, SUNGAILIAT – Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Bangka akan mencoba mengolah limbah dari hasil perikanan seperti sisik dan tulang ikan untuk dijadikan aksesoris dan hiasan yang memiliki daya jual cukup tinggi. Hal diungkapkan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bangka Hj. Mina Tarmizi ketika melakukan kunjungan kerja ke PKK Kabupaten Bintan beberapa waktu lalu. Menurut Hj. Mina Tarmizi diharapkan nanti hasil pengolahan limbah menjadi aksesoris dan perhiasan tersebut, dapat menunjang pariwisata Bangka dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Kami sudah melihat dan belajar bagaimana memanfaatkan limbah perikanan yang biasanya dibuang. Dan Bangka yang merupakan wilayah kelautan dengan produksi perikanan yang cukup tinggi tentunya juga bisa mengembangkan dan memberdayakan hal tersebut agar dapat menjadi barang yang berdaya jual tinggi.” ungkap Mina.
Potensi perikanan yang besar, lanjutnya belum semua dapat diolah dan berdaya guna. Oleh karena itu, PKK Kabupaten Bangka dalam rangka mengembangan wacana tentunya harus belajar banyak dari daerah lain yang memiliki geografis dan potensi yang sama sehingga dapat memaksimalkan potensi yang ada seperti di Kabupaten Bintan.
Selain itu juga, subsektor perikanan laut sangat dominan di Kabupaten Bangka dengan sumberdaya laut yang relatif besar untuk dikembangkan. Jumlah produksi dan nilai tangkapan ikan Tahun 2015 berdasarkan data dari Dinas Perikanan Kabupaten Bangka mencapai 26.005, 42 ton dan budidaya ikan sebesar 477,80 ton yang mengalami peningkatkan dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari jumlah ikan sebanyak itu, menurut istri Bupati Bangka tersebut semuanya pasti memiliki sisik dan tulang. Sementara daging ikannya dikonsumsi dan dimanfaatkan dagingnya untuk berbagai jenis makanan, namun kulit dan tulangnya hanya dibuang sebagai sampah atau limbah.
“Memang lazimnya, sisik ikan biasanya hanya dibuang. Namun kita mencoba memanfaatkan itu menjadi kerajinan dari sisik dan tulang ikan yang sangat indah dan bernilai ekonomi tinggi. Limbah sisik ikan bisa dijadikan sebagai bahan utama membuat berbagai kerajinan tangan seperti: anting-anting, cincin, kalung, bros, dan gelang. Hasilnya lebih terlihat unik, artistik, dan menarik. Namun dapat pula dikembangkan menjadi bentuk-bentuk penghias kartu atau wadah serbaguna, perahu juga miniatur hewan,” ungkapnya lagi
Sementara itu, menurut Deby, istri Bupati Kabupaten Bintan, 8cara pengolahan kerajinan dari sisik ikan ini pun terbilang cukup mudah dan mudah dibuat.
“Kami dengan senang hati dan terbuka berbagi pengetahuan cara mengolah dan memanfaatkan sisik dan tulang ikan menjadi berdaya jual tinggi,” ujarnya.
Selain itu juga lanjutnya sama halnya dengan tulang ikan, kulit kerang, cakang siput gonggong yang menjadi ciri khas Kepulauan Riau telah menjadi ikon kota. Setiap minggu pihaknya memberikan pelatihan melukis kulit kerang kepada anak-anak agar dapat menjadi manusia-manusia yang kreatif dalam memanfaatkan potensi yang ada.
Sementara itu, menurut salah satu pengerajin PKK Kabupaten Bintan, Ani, setiap ikan menghasilkan sisik dan tulang yang berbeda ukuran dan ketebalannya, sisik ikan kakap paling sering digunakan sebagai produk kerajinan karena sisiknya yang kokok, tebal dan besar. Namun sisik jenis ikan yang lain juga tidak menutup kemungkinan dapat digunakan sesuai dengan kreatifitas masing-masing.
“Untuk bahan bakunya didapatkan langsung dari nelayan dan mereka sudah tahu sisik ikan yang seperti apa yang bisa diolah dan diguna. Jadi kami tinggal mengambil dan langsung dapat mengolah sisik ikan tersebut,” kata Ani.